Kamis, 23 Agustus 2012

Mempersiapkan Rumah Memasukin Musim Hujan







Seringkali kita direpotkan dengan masalah-masalah yang timbul saat musim hujan tiba.
Tidak hanya masalah kesehatan yang rentan penyakit seperti  flu, batuk pilek, demam berdarah, diare, dll, namun juga dampak hujan terhadap rumah.
Untuk itu, ketika kita mulai membangun sebuah rumah, konsep rumah yang dirancang harus memikirkan solusi ketika musim hujan tiba. Berikut ini tips mempersiapkan rumah menghadapi musim hujan sehingga saat musim hujan tiba tidak perlu kerepotan lagi.  

1. ATAP RUMAH
Masalah kebocoran pada atap rumah adalah hal yang paling sering dijumpai pada rumah-rumah di musim hujan. Untuk itu tidak ada salahnya jika rutin 3 bulan sekali melakukan pemeriksaan pada atap rumah, apakah ada retak-retak, perlukah genteng yang lama diganti, atau adakah kayu pada atap yang mulai lapuk. Perhatikan juga daerah bubungan atap (nok genteng) karena adukan semen pada bagian tersebut bagian yang mudah bocor akibat ada yang retak.
Jika terdapat retak rambut pada nok genteng atap, berikan kawat kasa dan lapisi dengan waterproofing.
Untuk retak besar, perlu dibobok terlebih dahulu dan diplester kembali.
Bagian kayu yang lembab akibat bocoran atap yang tidak cepat diperbaiki merupakan bagian yang paling disukai oleh rayap
Plafon jangan dibiarkan ada yang lembab gara-gara rembesan air/bocoran atap, lama-lama bisa lapuk yang bisa mengakibatkan plafond rubuh.
Selain merusak estetika dan membahayakan,  biaya perbaikannya pun jadi lebih mahal.
Untuk atap asbes, pemasangan paku baut harus dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya baru kemudian di bor agar saat hujan air tidak merembes melalui celah lubang paku.

2. DINDING
Saat musim hujan, biasanya dinding rumah menjadi lembab dan terdapat rembesan air dari atap rumah.
Namun jika atap dan talang rumah sudah terlebih dahulu diperbaiki dan diberi waterproofing, maka kemungkinan besar rembesan air hujan tidak akan terjadi.
Untuk dinding outdoor, sebaiknya gunakan pelapisan weathershield sebagai pelindung terhadap jamur agar dinding tak mudah bernoda hitam.
Namun jika terlanjur berjamur, dinding perlu dikerok dahulu, kemudian dicat kembali dan diberi waterproof.
Dinding yang retak juga harus dibobok, kemudian diplester ulang dan lapisi dengan waterproofing.
Dinding luar yang menggunakan batu alam perlu diperhatikan karena mempunyai resiko berlumut dan berjamur lebih tinggi dibandingkan dengan dinding yang dicat.
Untuk itu lapisi batu alam dengan bahan vernis pelapis anti jamur untuk batu alam setiap 6 bulan sekali agar kondisinya selalu terjaga.

3. LANTAI
Lantai dalam rumah sebaiknya lebih tinggi dari pada teras dan usahakan jangan menggunakan lantai dengan bahan material indoor untuk ruangan outdoor. Tampiasan air hujan yang jatuh ke lantai teras membuat lantai teras menjadi licin berbahaya bagi anak-anak atau orang tua.

4. LAMPU OUTDOOR
Lampu outdoor pun juga perlu diperhatikan. Apakah kabel tetap terbungkus rapi atau tidak?
Karena bila ada kabel yang terkelupas apalagi telanjang akan sangat membahayakan.
Selain dapat  terjadi hubungan arus pendek, kabel yang terendam air dengan kondisi terkelupas dan telanjang bisa menghantarkan listrik dan akibatnya menyetrum orang yang kontak langsung dengan air tersebut.  Sebaiknya gunakan aliran DC untuk lampu taman atau luar rumah agar lebih aman karena tak menghantar listrik.

5. SALURAN RIOL KOTA DAN SEPTIK TANK
Bersihkan parit dan saluran air dari kotoran secara rutin agar tidak tersumbat akibat kotoran dan sampah dan menggenang.  Pipa saluran air kotor rumah yang menuju ke parit, sebaiknya diberi kemiringan untuk mencegah tergenangnya air.


Sumber : Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: