Beberapa bentuk atap seperti :
- Atap Pelana
- Atap Perisai / Limas (contoh : joglo)
- Atap Flat (contoh : bentuk miring / datar)
- Atap Doom (contoh : kubah masjid)
- Atap Khusus (contoh : gedung MPR, rumah batak, toraja)
- Atap Ringan, contoh : Jerami, Ijuk, Seng, Asbes, Polycarbonat
- Atap Sedang, contoh : Genteng Tanah, Genteng Keramik, Genteng Beton, Genteng Kayu
- Atap Berat, contoh : Dak Beton Cor
Makin berat bahan penutup atap, makin besar resiko tertimpa benda berat. Bila atap tersebut roboh akibat terjadi gempa bumi.
Banyak yang belum tahu. Cara nenghitung luasan atap ?
Ini ada Tip praktis untuk atap flat, limas, pelana dan perisai.
- Cara menghitung luasan atap Flat datar,biasanya dipakai untuk dak beton cor
Kebutuhan luasan atap = Panjang x Lebar
Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m
Luasan atapnya adalah
= (6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m
= (7.6m x 11.6m)
= 88.16 m2
- Cara menghitung luasan atap limas / perisai / pelana,luasan atap dihitung dalam satuan m2
Kebutuhan luasan atap = (Panjang x Lebar) / Cos(z)
dimana : z adalah sudut kemiringan atap
Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m
Sedang sudut kemiringan atap 30 derajat.
Luasan atapnya adalah
= ((6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m) / (Cos 30)
= (7.6m x 11.6m) / (Cos 30)
= 88.16 m2 / 0.866
= 101.7984 m2
Catatan :
Rumus ini masih bisa dipakai untuk menghitung pada atap yang berbentuk campuran perisai dan pelana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar